Sabtu, 21 Juli 2007

Pemalang Miskin Investasi

Melongok aras pembangunan di Pemalang, secara garis besar memiliki kecenderungan yang sangat monoton. Karena alur pembiayaan pembangungan yang digarap, pyur, hanya bertumpu pada isi dompet pemerintah. Maksude,yaitu Dana Alokasi Umum ( DAU ), Dana Alokasi Khusus ( DAK ), keduanya merupakan dana perimbangan (preweweh) dari pemerintah pusat, dan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) yang asal-muasale dari tarikan pajak daerah, retribusi daerah dan hasil perusahaan milik daerah serta hasil pengelolaan kekayaan daerah yang sah.


Struktur modal dan kebutuhan 0ngkos yang tidak sebanding itulah biang kerok molornya laju pembangunan di Pemalang. Padahal, dalam pembiayaan pembangunan mensunahkan masuknya duwit pihak ketiga, yang lazim di sebut dengan istilah investor ( istilah kita disebut Cukong ). Bisane ? Apakah Pemalang tidak memiliki potensi ekonomi sehingga tidak menarik minat para cukong ?

Study Bank Dunia tahun 1997 merekomendasikan pentingnya good governance ( pemerintahan sing apik), agar dapat dilaksanakan pembangunan yang berkesinambungan. Jarene Dean Josep Nye dari Kennedy Scools of Government bahkan menggaris bawahi bahwa hal itu disebut sebagai suatu proses yang fundamental.

Study lain menyimpulkan bahwa potensi ekonomi suatu daerah tidak berkorelasi secara signifikan dengan daya tarik investasi. Tetapi jogroge penanaman investasi pembangunan merupakan branding ( merek ) bagi suatu daerah. Membangun brand adalah sebuah proses yang berkesinambungan, output-nya adalah reputasi. Penelitian yang dilakukan Ammon pada 1995 dan 1997, Cunningham 1997, Martin dan Kener, 1996, menyimpulkan bahwa pemerintah daerah yang memiliki keunggulan daya saing di berbagai bidang jebule mereka yang memiliki reputasi sebagai penyelenggara pemerinahan yang baik ( good governance ). Terus primen Pemalang mlebu kategori sing endi ?

Nggrayangi alur pikir para cukong, keputusan investasi justru terletak pada pertimbangan keamanan. Contoh di kabupaten/ kota yang ada di Bali, meskipun potensi ekonominya kalah jauh dengan daerah lain, tetapi kemampuanya sangat menonjol dalam menciptakan rasa aman. Perilaku birokrasi dan masyarakatnya menunjukan komitment yang kuat terhadap pembangunan ekonomi produktif. Dan itu sudah menjadi brand bagi Bali, sehingga investasi di kawasan itu jauh meninggalkan daerah lain.

Dr.Paul Temporal, adalah pakar dalam brand cretion,development and management, menyaratkan empat hal didalam membangun brand, yaitu :
Pemerintah harus memahami bahwa branding itu bukan sekedar membuat logo, tapi dibuktikan dalam kegiatan yang dapat dilihat dan diraskan manfaatnya oleh pelanggan.
Brand yang kuat harus dibangun dengan strategi yang jelas. Cirinya adalah mudah diingat dan dipahami oleh audiens. Brand adalah janji, oleh karena itu harus realistic, kredibel dan dapat dipercaya. Untuk itu Brand harus mampu deliver.
Brand membutuhkan satu konsistensi dalam berbagai bentuk.
Perlu dikawal serius untuk menjaga brand. Karena dalam konteks asset negara, brand adalah asset strategis. Oleh karena itu harus dipelihara sepanjang waktu oleh semua pihak, baik mereka yang berada dalam pemerintahan maupun masyarakatnya.

Njuh jajal dipikir, apa duduk perkarane minimnya investasi di pemalang. Waras dadine, jika pokok-pokok soal diatas dijadikan pedoman dalam melakukan evaluasi kinerja pemerintahan, untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan social. Percepatan pembangunan Pemalang hukume wis wajib, dan itu hanya bisa dimulai ketika pemerintahan pemalang mampu menciptakan brand/ merek yang baik. Brand yang kuat akan menjadi magnit yang memiliki daya tarik sehingga para cukong menjadikannya sebagai referensi.

Nang kene kyeh, pemerintah Pemalang dan dunia usaha harus rangkulan untuk menciptakan economic opportunity ( kesempatan ekonomis ) melalui kebijakan-kebijakan yang probisnis. Sebab potensi ekonomi Pemalang sesungguhnya sangat luas, baik dari potensi SDA maupun SDM yang tersedia. Kawasan kidulan yang ditetapkan sebagai kawasan argopolitan dengan slogan waliksarimadu yang merupakan singkatan dari Watukumpul, Belik, Pulosari dan Randudongkal adalah sebuah core competensi dibidang pertanian sing kudune dibuktikna secara konsisten dan mudah dipahami. Untuk itu dituntut terjadinya inovasi dalam pemerintahan yang tidak sebatas pada perubahan akan ketersediaan “ best praktise “ , ya anane informasi sing gampang di akses, tapi yang lebih penting inovasi itu harus melembaga pada pola pikir aparatur sing bener-bener ana nyatane dan mudah dipahami. Kiye kudu, sebagai bukti inovasi untuyk membangun brand agar Pemerintah Kabupaten Pemalang duwe ciri utawa merek ( brand ) perceived value yang unggul dibandingkan dengan daerah lain. Pisan-pisan tampil beda ra !

Nyelang omongane Fidel Muhamad, infrastruktur memang kegiatan pokok dalam kegiatan ekonomi, walaupun ini termasuk pendapat usang yang masih banyak dianut oleh kalangan pemerintah. Tetapi branding lebih penting karena disitu akan ada reputasi kanggo nyurung untuk meningkatkan daya saing. Brand, jaringan, data base adalah intangible asset yang mencakup skill indivisual atau kelompok/ masyarakat yang terkoordinasi adalah sumber keunggulan bersaing.*

Melongok aras pembangunan di Pemalang, secara garis besar memiliki kecenderungan yang sangat monoton. Karena alur pembiayaan pembangungan yang digarap, pyur, hanya bertumpu pada isi dompet pemerintah. Maksude,yaitu Dana Alokasi Umum ( DAU ), Dana Alokasi Khusus ( DAK ), keduanya merupakan dana perimbangan (preweweh) dari pemerintah pusat, dan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) yang asal-muasale dari tarikan pajak daerah, retribusi daerah dan hasil perusahaan milik daerah serta hasil pengelolaan kekayaan daerah yang sah.


Struktur modal dan kebutuhan 0ngkos yang tidak sebanding itulah biang kerok molornya laju pembangunan di Pemalang. Padahal, dalam pembiayaan pembangunan mensunahkan masuknya duwit pihak ketiga, yang lazim di sebut dengan istilah investor ( istilah kita disebut Cukong ). Bisane ? Apakah Pemalang tidak memiliki potensi ekonomi sehingga tidak menarik minat para cukong ?

Study Bank Dunia tahun 1997 merekomendasikan pentingnya good governance ( pemerintahan sing apik), agar dapat dilaksanakan pembangunan yang berkesinambungan. Jarene Dean Josep Nye dari Kennedy Scools of Government bahkan menggaris bawahi bahwa hal itu disebut sebagai suatu proses yang fundamental.

Study lain menyimpulkan bahwa potensi ekonomi suatu daerah tidak berkorelasi secara signifikan dengan daya tarik investasi. Tetapi jogroge penanaman investasi pembangunan merupakan branding ( merek ) bagi suatu daerah. Membangun brand adalah sebuah proses yang berkesinambungan, output-nya adalah reputasi. Penelitian yang dilakukan Ammon pada 1995 dan 1997, Cunningham 1997, Martin dan Kener, 1996, menyimpulkan bahwa pemerintah daerah yang memiliki keunggulan daya saing di berbagai bidang jebule mereka yang memiliki reputasi sebagai penyelenggara pemerinahan yang baik ( good governance ). Terus primen Pemalang mlebu kategori sing endi ?

Nggrayangi alur pikir para cukong, keputusan investasi justru terletak pada pertimbangan keamanan. Contoh di kabupaten/ kota yang ada di Bali, meskipun potensi ekonominya kalah jauh dengan daerah lain, tetapi kemampuanya sangat menonjol dalam menciptakan rasa aman. Perilaku birokrasi dan masyarakatnya menunjukan komitment yang kuat terhadap pembangunan ekonomi produktif. Dan itu sudah menjadi brand bagi Bali, sehingga investasi di kawasan itu jauh meninggalkan daerah lain.

Dr.Paul Temporal, adalah pakar dalam brand cretion,development and management, menyaratkan empat hal didalam membangun brand, yaitu :
Pemerintah harus memahami bahwa branding itu bukan sekedar membuat logo, tapi dibuktikan dalam kegiatan yang dapat dilihat dan diraskan manfaatnya oleh pelanggan.
Brand yang kuat harus dibangun dengan strategi yang jelas. Cirinya adalah mudah diingat dan dipahami oleh audiens. Brand adalah janji, oleh karena itu harus realistic, kredibel dan dapat dipercaya. Untuk itu Brand harus mampu deliver.
Brand membutuhkan satu konsistensi dalam berbagai bentuk.
Perlu dikawal serius untuk menjaga brand. Karena dalam konteks asset negara, brand adalah asset strategis. Oleh karena itu harus dipelihara sepanjang waktu oleh semua pihak, baik mereka yang berada dalam pemerintahan maupun masyarakatnya.

Njuh jajal dipikir, apa duduk perkarane minimnya investasi di pemalang. Waras dadine, jika pokok-pokok soal diatas dijadikan pedoman dalam melakukan evaluasi kinerja pemerintahan, untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan social. Percepatan pembangunan Pemalang hukume wis wajib, dan itu hanya bisa dimulai ketika pemerintahan pemalang mampu menciptakan brand/ merek yang baik. Brand yang kuat akan menjadi magnit yang memiliki daya tarik sehingga para cukong menjadikannya sebagai referensi.

Nang kene kyeh, pemerintah Pemalang dan dunia usaha harus rangkulan untuk menciptakan economic opportunity ( kesempatan ekonomis ) melalui kebijakan-kebijakan yang probisnis. Sebab potensi ekonomi Pemalang sesungguhnya sangat luas, baik dari potensi SDA maupun SDM yang tersedia. Kawasan kidulan yang ditetapkan sebagai kawasan argopolitan dengan slogan waliksarimadu yang merupakan singkatan dari Watukumpul, Belik, Pulosari dan Randudongkal adalah sebuah core competensi dibidang pertanian sing kudune dibuktikna secara konsisten dan mudah dipahami. Untuk itu dituntut terjadinya inovasi dalam pemerintahan yang tidak sebatas pada perubahan akan ketersediaan “ best praktise “ , ya anane informasi sing gampang di akses, tapi yang lebih penting inovasi itu harus melembaga pada pola pikir aparatur sing bener-bener ana nyatane dan mudah dipahami. Kiye kudu, sebagai bukti inovasi untuyk membangun brand agar Pemerintah Kabupaten Pemalang duwe ciri utawa merek ( brand ) perceived value yang unggul dibandingkan dengan daerah lain. Pisan-pisan tampil beda ra !

Nyelang omongane Fidel Muhamad, infrastruktur memang kegiatan pokok dalam kegiatan ekonomi, walaupun ini termasuk pendapat usang yang masih banyak dianut oleh kalangan pemerintah. Tetapi branding lebih penting karena disitu akan ada reputasi kanggo nyurung untuk meningkatkan daya saing. Brand, jaringan, data base adalah intangible asset yang mencakup skill indivisual atau kelompok/ masyarakat yang terkoordinasi adalah sumber keunggulan bersaing.*

1 komentar:

carla sexy mengatakan...

aa knapa fotonya pake blankon??
foto istri dan anak aa ke mn??

Template Design | Elque 2007